Seri Petualangan “Bukit Cinta” Cetak Rekor Pribadi

???????????????????????????????“Eidaannn!!! ik!!……” begitulah tanggapan ibu kos saya setelah mengetahui bahwa saya bersepeda dari Salatiga sampai Bukit Cinta, PP rabu(20/11) pagi. Lumayan jauh juga, dari sumber yang saya baca Wikipedia ,menuliskan  ,dari Salatiga sampai Bukit Cinta itu berjarak 10 km, okay! PP berarti 20 km, yakin?! Anggaplah begitu, plus minus lah.. 😀

Saya berangkat dari Salatiga pukul 7.00 pagi. Pakai Jamper, celana training biru, sepatu dan topi, tak ketinggalan camdig kecil Sony 7.2 Mp saya. “ini adalah petualangan saya.., saya akan menikmati setiap perjalanan ini, saya akan menikmati waktu – waktu bersama dengan diri saya” . Biar di perjalanan tambah asik saya mendengarkan music lewat earphone HP, saya akan membuatnya asik, itu pasti.

Jalan yang sama, yang sering saya lewati ketika saya pulang kerumah, Bandungan. Tapi hari itu saya membuatnya berbeda. Rasa berbeda, semangat berbeda, kebahagiaan berbeda, suasana hati berbeda. Ya , semua rasa itu tidak saya dapatkan ketika saya menggunakan sepeda motor saya, ini khas, unik, Gokil.

Awalnya tak ada pemikiran untuk sampai ke Bukit Cinta, saya hanya ingin sampai di pamandian muncul, makan pecel keong, istirahat sebentar, lalu pulang. Namun semua perencanaan ini berubah , ketika saya sampai di warung mbak Toen dan diberitahu bahwa pecelnya belum  ada (pukul 07.44). Saya harus menunggu sekitar setengah jam-an lebih. Berpikir stengah jam-an lebih menunggu adalah waktu yang cukup lama , akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan , Bukit Cinta itulah tujuan kedua saya.

Bukit cinta sendiri merupakan tempat pariwisata yang terdapat di Desa Kebondowo kec Banyu Biru. Jika kalian dari Salatiga, kanan jalan. Setiap pengunjung dikenakan biaya masuk Rp 6000,00 / orang.

 Sunyi , sepi, seperti itulah suasana ketika saya sampai. Tidak terlihat banyak pengunjung, bisa jadi karena tempat wisata ini baru dalam masa perbaikan, beberapa bangunan toko toko mulai didirikan, dan mushola. Bagian depan dibuat pintu masuk, sebuah bangunan yang tinggi besar, dan bagian tengah bukit dibangun pendopo.

Area Bukit Cinta memang tidak terlalu luas, perlu waktu sebentar saja untuk saya berkeliling di tempat pariwisata ini. Pepohonan pinus yang menjulang tinggi membuat tempat ini terasa sejuk.  Saya berjalan santai sembari menikmati pemandangan , menghirup segarnya udara, I feel free.

Warung – warung sederhana beratapkan terpal sepi aktivitas jaul beli.Bangunan yang penuh corat coret pilox, tipe x, cat yang memudar, eternit yang bolong, arena bermain anak – anak yang tidak lagi aman, besi berkarat, patah, memperlihatkan kurangnya perawatan tempat pariwisata ini.

???????????????????????????????

Duduk sendiri dibangku sambil melihat pemandangan rawa, memberikan suasana yang berbeda dalam diri saya. Terasa tenang, damai, ada harapan baru, semangat baru.

Masih ingat terkahir kali kesini ketika saya masih  duduk di bangku TK.  Saya bersama Bapak membeli ikan mujair hasil tangkapan dari para nelayan untuk dimasak. Selain ikan-nya yang masih segar, kami juga bisa mendapatkan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga ikan di pasar.

Sebuah kepuasan pribadi bisa sampai di Bukit Cinta dengan mengayuh sepeda. Ini adalah rekor saya , jarak terjauh mengendarai sepeda. Senang bisa membuat rekor pribadi, bersyukur bisa menikmati petulangan ini. Terimakasih saya panjatkan kepada Tuhan telah menjaga saya sepanjang perjalanan dan terimakasih untuk pribadi ini.

???????????????????????????????

???????????????????????????????

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Post navigation

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.